Seperti yang telah
kita ketahui bersama, bahwa jambu biji memiliki segudang manfaat bagi kesehatan
manusia. Mulai dari kulit batang, daun, dan
buahnya. Kulit batang dan daun jambu memiliki aktivitas antibakteri. Ekstrak
dari kedua bagian tanaman ini secara in vitro bersifat toksik terhadap beberapa
bakteri penyebab diare, gastroenteritis, dan keluhan-keluhan lain yang
berhubungan dengan pencernaan. Sedangkan buahnya dapat dikonsumsi langsung atau
diolah menjadi berbagai macam produk seperti selai, jeli, pasta, dodol, dan
jus.
Jambu biji juga mengandung potasium sekitar 14 mg/100
gram buah. Potasium berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung,
mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat gizi lainnya ke
sel-sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan sel tubuh, serta
menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Selain itu, jambu biji juga merupakan sumber serat pangan
(dietary fiber) dan vitamin C
terbaik. Serat pangan bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit degeneratif,
seperti kanker usus besar (kanker kolon), divertikulosis, aterosklerosis,
gangguan jantung, diabetes melitus, dan penyakit batu ginjal.
Sedangkan vitamin C memiliki fungsi menjaga dan memacu
kesehatan pembuluh kapiler; mencegah anemia gizi, sariawan, gusi yang bengkak
dan berdarah (penyakit skorbut), serta mencegah tanggalnya gigi. Vitamin C
dosis tinggi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan berbagai
infeksi. Dengan demikian, kita tidak mudah menjadi sakit, seperti flu, batuk,
demam, dan lain-lain.
Berbicara tentang jambu biji, Desa Kaliwungu, Kecamatan
Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara adalah sentranya tanaman tersebut. Dari data
yang ada di Kaliwungu saat ini sedikitnya terdapat 22.000 pohon jambu biji yang
oleh masyarakat dijadikan sebagai salah satu penopang hidup.
Melalui Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Prima Tani
Kaliwungu, produk buah jambu biji dikembangkan menjadi jus jambu. Khusus untuk
jambu Kaliwungu, Gapoktan KUAT memberikan harga yang sangat ekonimis, yaitu
Rp.1000,-/cup atau Rp.8000,-/botol. Sangat murah jika dibandingkan produk jus
yang beredar di pasaran.
Menurut Ketua
Gapoktan, Romsidi, dari empat kelompok tani yang ada, yaitu Lohjinawi, Pertala,
Mentesing Tani, dan Marsudi Tani, masing-masing memiliki spesifikasi produk yang
digarap. Lohjinawi dengan padi, jagung, jambu, dan sayur mayur. Pertala dan
Marsudi Tani dengan jagung, ketela dan jambu. Sedangkan Mentesing Tani
menggarap padi sawah dan pupuk organik yang terbuat dari kotoran kambing murni.
Jambu biji merupakan
produk yang paling potensial diantara produk lain yang dihasilkan. Bahkan dalam
skala nasional ada sebuah swalayan di Jakarta memesan sebanyak 3 ton/bulan.
Namun saat ini belum bisa terpenuhi karena permintaan skala regional juga sudah
sangat banyak, khususnya daerah sekitar karsidenan Banyumas. Belum lagi
permintaan dari hampir semua Rumah Sakit khusus untuk menangani pasien DBD. (Yoi).
Tulisan Terkait:
Tulisan Terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar