Minggu, 21 Oktober 2012

Larasati, Nila Unggulan Kelompok Tani Mina Dadi Rejeki

Masyarakat Desa Gumiwang sebagian besar berpencaharian di bidang pertanian, baik sebagai buruh tani maupun memiliki lahan sendiri, dengan konsentrasi pada tanaman pangan khususnya padi. Selain pertanian salah satu tiang penyangga perekonomian masyarakat Desa Gumiwang adalah dari sektor perikanan.

Perkembangan sektor perikanan di Desa Gumiwang bisa dikatakan mengalami peningkatan, ini disebabkan semakin banyak masyarakat Desa Gumiwang yang jeli melihat peluang ekonomi di bidang perikanan atas potensi yang ada di Desa Gumiwang.
Hal tersebut juga didorong semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan konsumen ikan dan ditunjang beberapa faktor pendukung, seperti iklim yang baik untuk budidaya maupun pembenihan ikan, saluraan irigasi yang mengalir sepanjang tahun dan pemasarannya yang mudah.
Hal tersebut juga diiringi bahwa saat ini jumlah kolam di Desa Gumiwang setiap tahunnya mengalami peningkatan, belum lagi yang menggunakan terpal untuk budidaya ikan gurami dan lele. Yang sangat menggembirakan adalah fakta bahwa usaha di bidang perikanan mulai diminati oleh generasi muda di Desa Gumiwang.
Dengan luas total kolam ikan dari sekitar 20 hektar yang ada di Desa Gumiwang, sebagian besar kelompok-kelompok petani ikan di Desa Gumiwang dalam pembibitan maupun pembesaran terfokus pada jenis ikan Nila dan ikan Gurami. Dalam hal pemasaran Kelompok budidaya ikan di Desa Gumiwang tidak  mengalami kendala, hal ini dikarenakan tingginya permintaan hasil produksi dari luar Kabupaten Banjarmegara, seperti Purbalingga, Wonosobo, Temanggung, dan Semarang. Selain permintaan dari luar Kabupaten, pemasaran hasil perikanan juga didukung adanya Pasar Ikan Purwonegoro dimana merupakan pasar ikan terbesar di Jawa Tengah.
Jika melihat potensi yang ada di Desa Gumiwang, terkait dengan tingginya permintaan hasil perikanan di Desa Gumiwang, permasalahan klasik dimana tidak sepadannya antara jumlah permintaan  yang cukup tinggi dibanding dengan kemampuan jumlah produksi ikan oleh kelompok-kelompok pembudidaya ikan yang  terbilang masih rendah, seharusnya bisa ditekan.
Beberapa kelompok usaha perikanan yang ada di Desa Gumiwang adalah Mina Karya, Mina Bhakti, Serayu Mas, Mina Dadi Rejeki, dan Mina Rahayu
Diantara beberapa kelompok petani ikan di Desa Gumiwang, Kelompok Mina Dadi Rejeki yang berlokasi di Dusun Lima, Desa Gumiwang, merupakan salah satu kelompok yang terbilang cukup baik dari keaktifan anggotanya. Menurut Udiyono, Ketua Kelompok Mina Dadi Rejeki, anggota kelompoknya terdiri dari 20 orang dengan keuntungan 80% dari jumlah penebaran.
“Hal tersebut juga didukung oleh potensi yang cukup baik seperti saluran irigasi yang memadai dan jumlah kolam yang ada yang berjumlah 66 kolam,” ujarnya.
Sebagian besar anggota kelompok Mina Dadi Rejeki sekitar 60% melakukan pembenihan maupun pembesaran untuk jenis iklan Nila, untuk jenis Ikan Gurami sekitar 25% dan jenis ikan lainnya seperti ikan Koi dan masa Koki sekitar 15%.
“Alasan kami fokus pada pembenihan dan pembesaran ikan nila karena ikan ini memiliki protein tinggi dan rendah kolesterol, jadi sangat baik untuk kesehatan. Dan yang paling utama harganya di pasaran cenderung stabil, terjangkau oleh kelas manapun,” jelasnya.
Ditambahkan Udiyono, harga jual oleh petani biasanya kisaran Rp.12.000,-/kg atau Rp.13.000,-/kg, sedangkan pedagang di pasar menjualnya dengan harga Rp.16.000,-/kg atau Rp.17.000,-/kg. Harga ini menurutnya bisa menjangkau kelas menengah bawah maupun menengah atas.
Lebih lanjut Udiyono menjelaskan, usaha pembenihan dan pembesaran ikan nila ini dimulai pada bulan Mei lalu. Benih yang dikembangkan berasal dari Dirjen Perikanan dan Kelautan yang seluruhnya berjumlah 4 paket, dimana satu paket terdiri dari 400 ekor. Jadi jumlah keseluruhan bantuan benih adalah 1600 ekor.
“Satu paket yang berjumlah 400 ekor benih ikan tersebut terdiri dari 100 ekor benih jantan yang disebut Pandu (Peningkatan Nila Induk Unggul), dan 300 ekor benih betina yang disebut Kunti (Kualitas Induk Nila Janti). Hasil peranakan yang dihasilkan dinamakan Larasati (Nila Merah String Janti),” jelasnya.
Semua benih yang dikembangkan itu adalah jenis hybrid yang memiliki kualitas kekebalan daging bagus dan laju pertumbuhannya pun cepat. Menurutnya kualitas benih yang bagus ini sangat berpengaruh pada kualitas ikan yang dihasilkan. “Ada tiga faktor utama yang menentukan kualitas ikan yang dihasilkan, diantaranya benih yang bagus, pakan yang berkualitas, dan kualitas air yang memadai dengan debit air yang cukup,” tambahnya.
Karenanya selain menggunakan pakan pelet, ia dan anggota kelompoknya berusaha untuk mengkombinasikan pakan bagi benih ikan yang sudah bagus t,ersebut dengan memadukan pakan hasil fermentasi yang dibuatnya sendiri dan prebiotik yang juga hasil formula mereka sendiri. Dari upaya tersebut ia bisa memproyeksikan keuntungan yang bisa didapat sebesar 80% dari jumlah penebaran benih.
Kelompok Mina Dadi Rejeki yang digawangi oleh Udiyono ini menurutnya menampung 136 Rumah Tangga Perikanan dimana terdapat 330 petak kolam ikan dengan luas kurang lebih sekitar 9,563 ha. Jika dilakukan pembesaran dengan baik, potensi produksi untuk pembesaran ikan Nila untuk 1 Ha kolam tiap kali masa panen (4 bulan) yaitu sebesar 24 ton sehingga potensi produksi pembesaran dalam satu tahap adalah 24 ton x 3 kali panen = 72 ton. Sedang potensi produksi untuk pembesaran ikan Gurami untuk 1 Ha kolam tiap kali masa panen (6 bulan)  yaitu sebesar 24 ton sehingga potensi produksi pembesaran dalam satu tahun adalah 25 ton x 2 kali panen = 50 ton.
Melihat besarnya potensi yang ada, bisa dilihat adanya peluang yang sangat baik untuk menunjang kegiatan perekonomian di Desa Gumiwang, khususnya sebagai sentra ikan Nila. Bahkan Bupati Banjarnegara, Sutedjo Slamet Utomo, dalam kunjungannya ke Kelompok Mina Dadi Rejeki ini beberapa waktu lalu mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan Gumiwang sebagai Desa Ikan Nila.
“Melihat potensi yang ada di Desa Gumiwang ini, saya yakin program Minapolitan yang digagas Kementrian Kelautan dan Perikanan, dimana produksi ikan tahun 2015 sebesar 353% bukan hal yang sulit. Harapannya Gumiwang nantinya bisa menjadi Desa Ikan Nila yang bisa menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain di Indonesia,” tegas Bupati.
Potensi dan keberhasilan yang dicapai oleh kelompok tani Mina Dadi Rejeki, Desa Gumiwang bukan berarti tidak menemui kendala. Rata-rata dari hasil produksi pembesaran ikan Nila baru bisa menghasilkan sekitar 25% dari potensi yang ada dan untuk pembesaran ikan Gurami baru sekitar 20% dari potensi yang ada.
Belum maksimalnya hasil produksi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya belum lamanya usaha ini dijalankan (baru dimulai bulan Mei 2012), rendahnya kemampuan ekonomi para petani untuk menyediakan pakan ikan dengan kualitas baik mengakibatkan beberapa petani yang belum mempunyai cukup pengetahuan untuk membuat pakan sendiri yang bermutu, pertumbuhan ikannya juga kurang optimal.
Sedikitnya petani yang memiliki Indukan maupun bibit ikan dengan kualitas unggul juga menghambat proses pembesaran maupun pembenihan yang dilakukan. Adanya pengeringan saluran irigasi di bulan Agustus, September dan Oktober dimana setiap 5 hari saluran irigasi kering dan 9 hari mengalir mengakibatkan pembenihan ikan di bulan-bulan tersebut juga menjadi kurang optimal.
“Kualitas ikan sangat ditentukan oleh debit air yang cukup, jika terjadi kekeringan pasti petani akan mengalami kesulitan untuk mencukupi kebutuhan air yang ada. Kendala lain terkait kemudahan distribusi hasil produksi yaitu akses jalan yang kurang memadai ke kolam/lokasi hasil produksi yang menjadi salah satu hal yang masih dikeluhkan para petani,” jelas Udiyono.
Untuk mengatasi kendala tersebut, menurutnya solusi yang dapat ditempuh antara lain melalui pemberian bantuan benih maupun indukan dengan kualitas unggul, karena akan menjadi investasi untuk hasil pembesaran dan pembenihan ikan kedepannya. Pompa air untuk menyuplai air dari sumber air ke kolam-kolam pembenihan juga dimungkinkan dapat membantu mengatasi kurang optimalnya pembenihan ikan akibat pengeringan saluran irigasi. “Selain itu kami juga mengharap perhatian pemerintah untuk memperbaiki akses jalan menuju lokasi produksi, sehingga distribusi lebih mudah dan lancar,” tambahnya.
Menanggapi keluhan ini, Dwi Atmaji, Kepala Dintankannak Kabupaten Banjarnegara menjelaskan bahwa pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk memfasilitasi kebutuhan para petani. Bantuan yang pernah dikucurkan Dirjen Perikanan dan Kelautan diantaranya calon induk gurameh sebanyak 120 kg, berjumlah 96 ekor, terdiri dari induk jantan 30 ekor dan induk betina 64 ekor. Selain itu, Provinsi Jawa Tengah melalui bantuan agropolitan memberikan benih ikan sebanyak 28.000 ekor, pakan ikan sebanyak 34 sak, dimana tiap sak berisi 30 kg pakan ikan. Provinsi juga memberikan bantuan berupa fasilitasi peralatan bagi para petani.
Terakhir, Dwi mengatakan bahwa bantuan juga akan diberikan dari Pendampingan Bank Indonesia yang semuanya akan direalisasikan pada bulan Desember 2012 yang akan dating. “Beberapa diantaranya adalah bantuan berupa pelatihan-pelatihan bagi para petani ikan seperti kewirausahaan, cara budidaya ikan yang baik dan benar, pembuatan pakan ikan sendiri, dsb. Selain itu ada juga bantuan peralatan penunjang seperti alat pengukur kualitas air, tabung oksigen, gen set, pompa air, mesin pembuat pelet, torn, dan jarring ikan,” jelas Dwi.
Selanjutnya Dintankannak akan terus memberikan bimbingan, pelatihan, dan monitoring kepada kelompok tani yang ada agar target lulus SOP melalui sertifikasi bisa tercapai. Dengan begitu ke depannya pasar ikan dari Kabupaten Banjarnegara bisa lebih luas, tidak hanya pada sekup lokal, tapi nasional, bahkan global. Selain itu, program peningkatan tingkat konsumsi ikan oleh masyarakat bisa tercapai dan misi Banjarnegara Maju Berbasis Pertanian benar-benar bisa terwujud. (Yovi).

Tulisan Terkait:

4 komentar:

  1. koreksi, bukan larasari tapi larasati. itu sebagian tulisan dari proposal yang saya buatkan untuk kelompok mina dadi rejeki. hehe.

    BalasHapus
  2. bisa pesan larva nila nya Mas? hub fajar 085643494797 www.udminarejeki.blogspot.com

    BalasHapus
  3. bisa pesan larva nila nya Mas? hub fajar 085643494797 www.udminarejeki.blogspot.com

    BalasHapus
  4. bisa pesan bibit nila ?082324997616 ataune mail joko.samko@gmail.com

    BalasHapus