Masyarakat
Desa Gumiwang sebagian besar berpencaharian di bidang pertanian, baik sebagai
buruh tani maupun memiliki lahan sendiri, dengan konsentrasi pada tanaman
pangan khususnya padi. Selain pertanian salah satu tiang penyangga perekonomian
masyarakat Desa Gumiwang adalah dari sektor perikanan.
Perkembangan
sektor perikanan di Desa Gumiwang bisa dikatakan mengalami peningkatan, ini
disebabkan semakin banyak masyarakat Desa Gumiwang yang jeli melihat peluang
ekonomi di bidang perikanan atas potensi yang ada di Desa Gumiwang.
Hal
tersebut juga didorong semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan konsumen
ikan dan ditunjang beberapa faktor pendukung, seperti iklim yang baik untuk
budidaya maupun pembenihan ikan, saluraan irigasi yang mengalir sepanjang tahun
dan pemasarannya yang mudah.
Hal
tersebut juga diiringi bahwa saat ini jumlah kolam di Desa Gumiwang setiap
tahunnya mengalami peningkatan, belum lagi yang menggunakan terpal untuk
budidaya ikan gurami dan lele. Yang sangat menggembirakan adalah fakta bahwa
usaha di bidang perikanan mulai diminati oleh generasi muda di Desa Gumiwang.
Dengan
luas total kolam ikan dari sekitar 20 hektar yang ada di Desa Gumiwang,
sebagian besar kelompok-kelompok petani ikan di Desa Gumiwang dalam pembibitan
maupun pembesaran terfokus pada jenis ikan Nila dan ikan Gurami. Dalam hal
pemasaran Kelompok budidaya ikan di Desa Gumiwang tidak mengalami kendala, hal ini dikarenakan
tingginya permintaan hasil produksi dari luar Kabupaten Banjarmegara, seperti
Purbalingga, Wonosobo, Temanggung, dan Semarang. Selain permintaan dari luar
Kabupaten, pemasaran hasil perikanan juga didukung adanya Pasar Ikan
Purwonegoro dimana merupakan pasar ikan terbesar di Jawa Tengah.
Jika
melihat potensi yang ada di Desa Gumiwang, terkait dengan tingginya permintaan
hasil perikanan di Desa Gumiwang, permasalahan klasik dimana tidak sepadannya
antara jumlah permintaan yang cukup
tinggi dibanding dengan kemampuan jumlah produksi ikan oleh kelompok-kelompok
pembudidaya ikan yang terbilang masih
rendah, seharusnya bisa ditekan.
Beberapa
kelompok usaha perikanan yang ada di Desa Gumiwang adalah Mina Karya, Mina
Bhakti, Serayu Mas, Mina Dadi Rejeki, dan Mina Rahayu
Diantara
beberapa kelompok petani ikan di Desa Gumiwang, Kelompok Mina Dadi Rejeki yang
berlokasi di Dusun Lima, Desa Gumiwang, merupakan salah satu kelompok yang
terbilang cukup baik dari keaktifan anggotanya. Menurut Udiyono, Ketua Kelompok
Mina Dadi Rejeki, anggota kelompoknya terdiri dari 20 orang dengan keuntungan
80% dari jumlah penebaran.
“Hal
tersebut juga didukung oleh potensi yang cukup baik seperti saluran irigasi
yang memadai dan jumlah kolam yang ada yang berjumlah 66 kolam,” ujarnya.
Sebagian
besar anggota kelompok Mina Dadi Rejeki sekitar 60% melakukan pembenihan maupun
pembesaran untuk jenis iklan Nila, untuk jenis Ikan Gurami sekitar 25% dan
jenis ikan lainnya seperti ikan Koi dan masa Koki sekitar 15%.
“Alasan
kami fokus pada pembenihan dan pembesaran ikan nila karena ikan ini memiliki
protein tinggi dan rendah kolesterol, jadi sangat baik untuk kesehatan. Dan
yang paling utama harganya di pasaran cenderung stabil, terjangkau oleh kelas
manapun,” jelasnya.
Ditambahkan
Udiyono, harga jual oleh petani biasanya kisaran Rp.12.000,-/kg atau Rp.13.000,-/kg,
sedangkan pedagang di pasar menjualnya dengan harga Rp.16.000,-/kg atau
Rp.17.000,-/kg. Harga ini menurutnya bisa menjangkau kelas menengah bawah
maupun menengah atas.
Lebih
lanjut Udiyono menjelaskan, usaha pembenihan dan pembesaran ikan nila ini
dimulai pada bulan Mei lalu. Benih yang dikembangkan berasal dari Dirjen
Perikanan dan Kelautan yang seluruhnya berjumlah 4 paket, dimana satu paket
terdiri dari 400 ekor. Jadi jumlah keseluruhan bantuan benih adalah 1600 ekor.
“Satu paket
yang berjumlah 400 ekor benih ikan tersebut terdiri dari 100 ekor benih jantan
yang disebut Pandu (Peningkatan Nila Induk Unggul), dan 300 ekor benih betina
yang disebut Kunti (Kualitas Induk Nila Janti). Hasil peranakan yang dihasilkan
dinamakan Larasati (Nila Merah String Janti),” jelasnya.
Semua
benih yang dikembangkan itu adalah jenis hybrid yang memiliki kualitas
kekebalan daging bagus dan laju pertumbuhannya pun cepat. Menurutnya kualitas
benih yang bagus ini sangat berpengaruh pada kualitas ikan yang dihasilkan.
“Ada tiga faktor utama yang menentukan kualitas ikan yang dihasilkan,
diantaranya benih yang bagus, pakan yang berkualitas, dan kualitas air yang
memadai dengan debit air yang cukup,” tambahnya.
Karenanya
selain menggunakan pakan pelet, ia dan anggota kelompoknya berusaha untuk
mengkombinasikan pakan bagi benih ikan yang sudah bagus t,ersebut dengan
memadukan pakan hasil fermentasi yang dibuatnya sendiri dan prebiotik yang juga
hasil formula mereka sendiri. Dari upaya tersebut ia bisa memproyeksikan
keuntungan yang bisa didapat sebesar 80% dari jumlah penebaran benih.
Kelompok
Mina Dadi Rejeki yang digawangi oleh Udiyono ini menurutnya menampung 136 Rumah
Tangga Perikanan dimana terdapat 330 petak kolam ikan dengan luas kurang lebih
sekitar 9,563 ha. Jika dilakukan pembesaran dengan baik, potensi produksi untuk
pembesaran ikan Nila untuk 1 Ha kolam tiap kali masa panen (4 bulan) yaitu
sebesar 24 ton sehingga potensi produksi pembesaran dalam satu tahap adalah 24
ton x 3 kali panen = 72 ton. Sedang potensi produksi untuk pembesaran ikan
Gurami untuk 1 Ha kolam tiap kali masa panen (6 bulan) yaitu sebesar 24 ton sehingga potensi
produksi pembesaran dalam satu tahun adalah 25 ton x 2 kali panen = 50 ton.
Melihat
besarnya potensi yang ada, bisa dilihat adanya peluang yang sangat baik untuk
menunjang kegiatan perekonomian di Desa Gumiwang, khususnya sebagai sentra ikan
Nila. Bahkan Bupati Banjarnegara, Sutedjo Slamet Utomo, dalam kunjungannya ke
Kelompok Mina Dadi Rejeki ini beberapa waktu lalu mengungkapkan keinginannya
untuk menjadikan Gumiwang sebagai Desa Ikan Nila.
“Melihat
potensi yang ada di Desa Gumiwang ini, saya yakin program Minapolitan yang
digagas Kementrian Kelautan dan Perikanan, dimana produksi ikan tahun 2015
sebesar 353% bukan hal yang sulit. Harapannya Gumiwang nantinya bisa menjadi
Desa Ikan Nila yang bisa menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain di
Indonesia,” tegas Bupati.
Potensi
dan keberhasilan yang dicapai oleh kelompok tani Mina Dadi Rejeki, Desa
Gumiwang bukan berarti tidak menemui kendala. Rata-rata dari hasil produksi
pembesaran ikan Nila baru bisa menghasilkan sekitar 25% dari potensi yang ada
dan untuk pembesaran ikan Gurami baru sekitar 20% dari potensi yang ada.
Belum
maksimalnya hasil produksi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya belum
lamanya usaha ini dijalankan (baru dimulai bulan Mei 2012), rendahnya kemampuan
ekonomi para petani untuk menyediakan pakan ikan dengan kualitas baik mengakibatkan
beberapa petani yang belum mempunyai cukup pengetahuan untuk membuat pakan
sendiri yang bermutu, pertumbuhan ikannya juga kurang optimal.
Sedikitnya
petani yang memiliki Indukan maupun bibit ikan dengan kualitas unggul juga
menghambat proses pembesaran maupun pembenihan yang dilakukan. Adanya
pengeringan saluran irigasi di bulan Agustus, September dan Oktober dimana
setiap 5 hari saluran irigasi kering dan 9 hari mengalir mengakibatkan
pembenihan ikan di bulan-bulan tersebut juga menjadi kurang optimal.
“Kualitas
ikan sangat ditentukan oleh debit air yang cukup, jika terjadi kekeringan pasti
petani akan mengalami kesulitan untuk mencukupi kebutuhan air yang ada. Kendala
lain terkait kemudahan distribusi hasil produksi yaitu akses jalan yang kurang
memadai ke kolam/lokasi hasil produksi yang menjadi salah satu hal yang masih
dikeluhkan para petani,” jelas Udiyono.
Untuk
mengatasi kendala tersebut, menurutnya solusi yang dapat ditempuh antara lain
melalui pemberian bantuan benih maupun indukan dengan kualitas unggul, karena
akan menjadi investasi untuk hasil pembesaran dan pembenihan ikan kedepannya.
Pompa air untuk menyuplai air dari sumber air ke kolam-kolam pembenihan juga
dimungkinkan dapat membantu mengatasi kurang optimalnya pembenihan ikan akibat
pengeringan saluran irigasi. “Selain itu kami juga mengharap perhatian
pemerintah untuk memperbaiki akses jalan menuju lokasi produksi, sehingga
distribusi lebih mudah dan lancar,” tambahnya.
Menanggapi
keluhan ini, Dwi Atmaji, Kepala Dintankannak Kabupaten Banjarnegara menjelaskan
bahwa pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk memfasilitasi kebutuhan para
petani. Bantuan yang pernah dikucurkan Dirjen Perikanan dan Kelautan
diantaranya calon induk gurameh sebanyak 120 kg, berjumlah 96 ekor, terdiri
dari induk jantan 30 ekor dan induk betina 64 ekor. Selain itu, Provinsi Jawa
Tengah melalui bantuan agropolitan memberikan benih ikan sebanyak 28.000 ekor,
pakan ikan sebanyak 34 sak, dimana tiap sak berisi 30 kg pakan ikan. Provinsi
juga memberikan bantuan berupa fasilitasi peralatan bagi para petani.
Terakhir,
Dwi mengatakan bahwa bantuan juga akan diberikan dari Pendampingan Bank
Indonesia yang semuanya akan direalisasikan pada bulan Desember 2012 yang akan
dating. “Beberapa diantaranya adalah bantuan berupa pelatihan-pelatihan bagi
para petani ikan seperti kewirausahaan, cara budidaya ikan yang baik dan benar,
pembuatan pakan ikan sendiri, dsb. Selain itu ada juga bantuan peralatan
penunjang seperti alat pengukur kualitas air, tabung oksigen, gen set, pompa
air, mesin pembuat pelet, torn, dan jarring ikan,” jelas Dwi.
Selanjutnya Dintankannak akan terus memberikan
bimbingan, pelatihan, dan monitoring kepada kelompok tani yang ada agar target
lulus SOP melalui sertifikasi bisa tercapai. Dengan begitu ke depannya pasar
ikan dari Kabupaten Banjarnegara bisa lebih luas, tidak hanya pada sekup lokal,
tapi nasional, bahkan global. Selain itu, program peningkatan tingkat konsumsi
ikan oleh masyarakat bisa tercapai dan misi Banjarnegara Maju Berbasis
Pertanian benar-benar bisa terwujud. (Yovi).
Tulisan Terkait:
Tulisan Terkait:
koreksi, bukan larasari tapi larasati. itu sebagian tulisan dari proposal yang saya buatkan untuk kelompok mina dadi rejeki. hehe.
BalasHapusbisa pesan larva nila nya Mas? hub fajar 085643494797 www.udminarejeki.blogspot.com
BalasHapusbisa pesan larva nila nya Mas? hub fajar 085643494797 www.udminarejeki.blogspot.com
BalasHapusbisa pesan bibit nila ?082324997616 ataune mail joko.samko@gmail.com
BalasHapus